Rabu, 14 Juni 2023

RESENSI NOVEL THE LAST STAR KARYA INTAN MULYANI

 

RESENSI NOVEL


 

A.   PENDAHULUAN

Judul Novel                                  : The Last Star

Nama Pengarang                          : Intan Mulyani

Tahun terbit                                 : Cetakan pertama, Mei 2014

Penerbit                                        : PING!!!

Tebal buku                                  

a.       Jumlah halaman                 : 320 halaman

b.      Tebal (lebar + panjang)      : 12.8 cm + 19 cm

Harga buku                                  : Rp 40.000,00

Pelaku dalam novel                      :

·      Shanty Nur Azahra Siahaan (Shanty)

·      Federick Rafael (Rafael)

·      Stephanie Tan (Stephanie)

·      Kirana (teman baik shanty)

·      Randy (kakak Shanty)

·      Shandy (kakak Shanty)

·      Sherly wowuruntu

·      Bu Ali (mama Shanty)

·      Pak Ali (papa Shanty)

·      Pak Budiyanto

·      Pak Frankie

·      Grace (teman sekolah Shanty)

·      Rahman (kakak Shanty)

·      Reza (kakak Shanty)

·      Rahmat (kakak Shanty)

·      Dan lain - lain

Sinopsis                                        :

Novel ini bercerita tentang seorang gadis remaja, seorang Mujahidah muda yang akrab disapa Shanty yang mengenakan hijab yang berkeinginan untuk memperlihatkan kepada masyarakat bahwa hijab itu bukan suatu penghalang untuk beraktivitas bagi kaum muslimah. Shanty juga mempunyai cita-cita yang sangat mulia, Dia ingin memperkenalkan Islam melalui Olahraga. Cita-cita yang sangat mulia yang jarang sekali dimiliki oleh setiap remaja saat ini.

Shanty yang memiliki semangat juang tinggi, juga pernah merasakan cacian bahkan dari Kakak kandungnya sendiri yang berusaha untuk memupuskan karier dan niat baik Shanty. Kakaknya tidak menyukainya karena Shanty dianggap sok alim dan telah membuat orang tuanya pilih kasih kepanya. Akan tetapi, Gadis remaja berdarah batak ini mampu membuktikan bahwa berhijab bukan suatu halangan untuk berprestasi. Cacian yang selama sering ia terima kini dibungkam oleh prestasi yang memukau yang ditunjukkan kepada semua orang yang menyaksikan penampilannya di Turnamen bulu tangkis.

Selain itu Shanty juga bertemu dengan parner bulu tangkisnya bernama Stephanie, walupun mereka berbeda agama, tapi mereka selalu toleransi satu sama lain dan selalu kompak walaupun sebenarnya ada maksud lain Stephanie berteman dengan Shanty. Shanty juga dicintai oleh seorang laki – laki tampan yang merupakan parner bulu tangkis dari kakaknya yang sangat membencinya. Laki – laki itu bernama Federick Rafael, ia sangat mencintai Shanty sehingga ia berusaha untuk mengerti aktivitas Shanty dan mau untuk belajar lebih dalam tentang islam.

Dalam novel ini diceritakan bahwa Shanty menderita penyakit Leukemia stadium lanjut. Pada awalnya Shanty tidak tahu bahwa ia sakit, ia hanya selalu merasa pusing dikepalanya, akan tetapi saat ia tahu tentang penyakitnya ia sempat sedih, akan tetapi Shanty mencoba untuk tetap tegar dalam menghadapi penyakitnya. Shanty bersyukur karena berkat penyakit yang dialaminya, hubungannya dengan kakak kandungnya yang pada awalnya sangat membencinya menjadi lebih baik. Kakaknya merasa menyesal karena ia belum dapat membahagiakan adiknya, bahkan selama ini ia merasa bahwa dirinya sangat jahat terhadap adiknya. Walaupun sakit yang diderita Shanty sangat parah, akan tetapi semangatnya untuk tetap berjuang mengenalkan Islam tidak pernah padam. Shanty juga telah mengajarkan kepada semua orang yang dia sayangi untuk belajar ikhlas, ikhlas untuk melupakan sakit hati, ikhlas untuk bisa memaafkan kesalahan orang-orang yang telah berbuat zalim kepada kita, dan ikhlas dalam menghadapi cobaan yang sedang kita alami.

Disaat terakhirnya, Shanty tetap berusaha untuk mengikuti ajang Turnamen bergengsi bulu tangkis. Shanty terdaftar sebagai salah satu pesertanya. Seperti biasa sebelum memasuki lapangan, Dia berdoa memohon kepada Allah agar setiap langkah kakinya selama di dunia adalah langkah kaki yang di Ridhai oleh Allah, dan dijadikan hembusan terakhir nafasnya tak pernah lepas dari dzikir menyebut nama Allah SWT.

Pada saat Turnamen berlangsung, Shanty terjatuh setelah memenangkan turnamen yang diikutinya bersama temannya Shephanie. Saat jatuh ia sempat dibawa ke rumah sakit, akan tetapi setelah bertahan 5 jam menunggu kakaknya dan orang yang dicintainya bertanding ia pun menghembuskan nafas terakhirnya. Walaupun Shanty telah tiada, tetapi perbuatan baiknya selalu dikenang oleh orang sekitarnya sampai saat ia dimakankan banyak orang yang mendoakannya.

Perjuangan, pengorbanan, dan semangat yang selama ini selalu ditunjukkan oleh Shanty ternyata mampu mengubah segala hal yang awalnya pahit menjadi suatu hal berbuah manis tidak hanya untuk dirinya tapi juga untuk orang lain disekitarnya. Shanty seorang remaja usia 16 tahun dengan berbekal cita – cita mulia dan cacian mampu membuatnya bertahan dan menunjukkan bahwa ia bisa dan sanggup untuk mempertahankan prinsipnya dalam berdakwah dengan caranya sendiri.

 

 

 

B.    ISI

UNSUR INTRINSIK

1.      Tema  : Perjuangan untuk meraih impian

Hal itu dapat dilihat dari isi novel ini yang menceritakan tentang perjuangan Shanty dalam mewujudkan mimpinya, walaupun banyak sekali orang yang menghinanya dan tidak suka padanya, tapi ia tetap berusaha untuk membuktikan bahwa ia mampu untuk meraih mimpinya dan prinsip yang ia pertahankan.

 

2.      Amanat :

a.       Selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk mewujudkan impian kita, walaupun banyak sekali tantangan yang harus kita alami

b.      Jangan membalas orang yang jahat terhadap kita, kita harus selalu bersabar dan menghadapi orang jahat itu dengan baik, karena kebaikan dapat meluluhkan sikap jahat seseorang.

c.       Selalu belajar ikhlas dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan yang sedang kita alami

d.      Jangan pernah menyerah terhadap sebuah keadaan, buatlah sebuah peluang dari keadaan tersebut, walaupun sedikit sekali kemungkinan untuk berhasil

e.       Jangan membuang – buang makanan yang seharusnya masih dapat dimakan, lebih baik berikan kepada orang lain yang kekurangan makanan, karena banyak orang yang kondisi ekonominya lebih buruk dari kita, dan bahkan mereka tidak bisa makan.

f.        Selalu beribadah kepada Allah dan ajarkanlah sedikit ilmu agama kepada orang lain yang belum mengerti ajaran agama, karena saat ini banyak sekali orang yang buta akan membaca Al-Quran.

g.      Selalu rendah hati terhadap siapa saja, jangan sombong, dan selalu tolong menolonglah sesama makhluk Allah, karena tolong menolong diajarkan dalam islam

 

3.      Alur novel      : Maju

Dalam novel ini memiliki alur maju karena urutan ceritanya berurutan. Novel ini bercerita dari awal mula Shanty pergi ke Jakarta sampai saat ia harus meninggal karena sakit yang telah dideritanya. Menurut saya, alur cerita masuk akal, akan tetapi terkadang ada hal yang tidak masuk akal, seperti saat tiba – tiba Shanty divonis menderita Leaukimia, walaupun ia sempat pingsan tapi itu jarang sekali, mengapa sakitnya tiba – tiba stadium lanjut. Meskipun ada sedikit keganjalan, akan tetapi ceritanya sangat seru dan membuat pembaca merasa penasaran dengan kelanjutan jalan ceritanya. Novel ini memiliki ending yang sedih karena Shanty harus meninggal dunia, tapi setelah kepergian Shanty ada berkah yang terjadi terhadap keluarga, teman dan tetangganya.

 

 

 

 

4.      Watak Pelaku:

·         Shanty Nur Azahra Siahaan (Shanty): Sabar, baik hati, lemah lembut, gigih, ramah, pantang menyerah, memiliki semangat yang kuat, dan selalu berbagi pada orang lain.

·         Federick Rafael (Rafael): Baik hati, sabar, mau berubah, selalu ingin tahu, ikhlas, mencintai dengan tulus, dan suka menolong

·         Stephanie Tan (Stephanie): Baik hati, suka menolong walau ada maksud tersembunyi, mau berubah, dan suka menghargai orang lain.

·         Kirana (teman baik Shanty) : baik hati, lembut, ramah, sopan,suka menolong, suka berbagi ilmu dan sayang dengan Shanty

·         Randy (kakak Shanty) : jahat, tidak sayang pada adiknya, egois, dan suka meremehkan orang lain.

·         Shandy (kakak Shanty) : jahat, tidak sayang pada adiknya, egois, dan suka meremehkan orang lain.

·         Sherly wowuruntu : baik hati, suka menolong, berani mengambil resiko, dan sabar

·         Bu Ali (mama Shanty) : sayang terhadap anaknya, sabar, baik hati, dan lemah lembut.

·         Pak Ali (papa Shanty) : baik hati, sabar, sayang terhadap anaknya, dan lemah lembut

·         Pak Budiyanto : jahat, suka menghina orang lain, suka meremehkan orang lain, dan tidak mau memberikan kesempatan pada orang lain.

·         Pak Frankie : baik hati, mau member kesempatan pada orang lain, tegas, dan tulus

·         Grace (teman sekolah Shanty) : jahat, suka menghina orang lain, dan mau berubah

·         Rahman (kakak Shanty) : baik hati, sabar, dan sayang terhadap adiknya

·         Reza (kakak Shanty) : baik hati, sabar, dan sayang terhadap adiknya

·         Rahmat (kakak Shanty) : baik hati, sabar, dan sayang terhadap adiknya

 

5.      Sudut pandang pengarang      : Orang ketiga diluar cerita

Dalam novel ini, pengarang hanya menceritakan orang lain, ia tidak terlibat dalam cerita ini. Pengarang berada diluar cerita dalam novel ini, ia hanya menulis cerita ini, bukan terlibat didalamnya.

 

6.      Setting/Latar  :

a.       Latar tempat         : Rumah Shanty, Masjid Baiturrahman, SMA mandiri,                                        Lapangan badminton, perpustakaan, rumah sakit, halaman                                       belakang rumah, perkampungan belakang kompleks, dan lain –                             lain.

b.      Latar waktu          : Pagi, Siang, Sore Malam

c.       Latar suasana       : Senang, Sedih, mengharukan, Mengembirakan

 

7.      Gaya Bahasa : Novel ini menggunakan gaya bahasa yang santai, gaul, dan segar. Gaya ini banyak digunakan oleh anak Jakarta dalam berbicara. Tidak ada ungkapan – ungkapan khusus yang teletak didalamnya. Dengan gaya bahasa ini, pembaca dapat dengan mudah mengerti dan memahami maksud dari cerita tersebut, selain itu pembaca tidak merasakan kebosanan dan kebingungan dalam memahami ceritanya.

 

UNSUR EKTRINSIK

Nilai – nilai dalam novel :

 

1.      Nilai Agama/moral      :

                 Keputusan Sherly menjadi seorang muslimah tidak saja mengubah hubungan baik dengan keluarga dan kedua orang tuanya, namun juga terhadap sekolah dan kariernya di dunia olahraga bulu tangkis yang ditekuninya sejak kecil. Sebagai seorang muslimah yang baik, Sherly bertekad dimana pun dia berada, apa pun yang hendak dilakukannya, dia tetap ingin memperlihatkan identitas kemuslimannya, baik itu di sekolah maupun dilapangan bulu tangkis. Apalagi, setelah dia tahu tentang ajaran agama barunya yang mewajibkan menutup aurat dan menjaga hijab dengan berpakaian sopan dan serba tertutup.

2.      Nilai Pendidikan        

“….. , aku pernah membaca sebuah buku tentang perjuangan para Wali Songo dalam rangka menyebarkan agama islam di tanah jawa. Aku ingat ketika membaca tentang cara yang dilakukan oleh sunan Muria dalam penyampaian misi dakwahnya.”

“Ya. Gue juga tahu, Sunan Muria berdakwah pake’ media seni. Tapi sunan Muria ini lebih banyak memakai media seni tari. Bukankah begitu, San?” sahut kirana sambil sibuk mengumpulkan CD.

“Betul. Aku terkesan banget pas baca bagian ketika Sunan Muria beserta teman – teman dan para santrinya main tayuban di teras masjid sambil membawakan tembang – tembang sholawat. Dan apa yang dilakukan oleh Sunan pada saat itu banyak menarik perhatian orang, sampai – sampai halaman masjid yang tadinya sepi jadi penuh dengan orang yang nonton. Dengan segala kerendahan hati, orang – orang itu dipersilahkan tidak hanya nonton, tapi ikut nembang dan menari juga. Suasana dibikin sektab mungkin. …..”

3.      Nilai Sosial                  : 

·         Dengan penuh semangat, anak – anak itu mengikuti kirana ke tempat wudhu. Tempat wudhu masjid yang biasanya sepi, hari ini sontak jadi ramai oleh suara anak – anak yang berebut minta diajari wudhu oleh kirana. Dengan penuh kesabaran, kirana membimbing mereka. Sebhanallah, mudah – mudahan anak – anak ini justru yang akan menjadi orang pertama mendengarkan ajakan kami, ya allah, bisik kirana. Mesti dia harus kerepotan anak – anak itu wudhu, tetapi hatinya bukan main merasa senang dan bangga dengan apa yang sedang dilakukannya.

·         “Apa ini, Non?” Tanya ibunya Alif keheranan. “ini ada sedikit rezeki untuk Ibu, titipan dari ama saya,” ucap Shanty. Ibu Alif terlihat bingung. Seumur – umur dia tinggal di perkampungan ini, rasa – rasanya belum pernah ada warga kompleks yang member sesuatu untuk dirinya, kecuali zakat fitrah dan daging hewan qurban setahun sekali dari masjid. “Ayolah Bu, diterima. Memang tidak seberapa, tapi lumayan untuk makan malamnya Alif,” bujuk Shanty. Malihat niat Shanty yang sungguh – sungguh, amata ibunya Alif jadi berkaca – kaca dibuatnya.

 

4.      Nilai Budaya  

                 Dari balik pintu kamar, Bu Ali menatap putrid bungsunya dengan sort mata pilu berkaca – kaca. Hatinya bagai ditikam ribuan belati saat mendengar senandung merdu suara milik Rahman, rahmat, dan Shanty melatunkan lagu “Inang” diiringi alunan music dari keyboard. Syair lagu itu serasa mewakili perasaan Bu Ali. Terlebih, Rahman, Rahmat, dan Shanty membawakannya dengan penuh penghayatan. Pecahan vocal kesatu, dua, tiga milik tiga bersaudara ini terdengar seperti lengkingan para penyanyi lagu – lagu Batak professional yang sudah berpengalaman. :

 

 

KESIMPULAN

Novel ini memiliki jalan cerita yang sangat menarik sehingga pembaca selalu ingin tahu kelanjutan dari cerita didalamnya. Novel ini menceritakan seorang gadis remaja yang memiliki keinginan dan cita – cita yang sangat luar biasa, ia selalu berusaha dan pantang menyerah dalam mewujudkan impiannya, ia selalu ingin membuktikan kepada semua orang bahwa seorang yang berhijab bukan berarti tidak dapat menjalankan aktivitas seperti orang yang tidak berhijab. Setelah membaca novel ini, pembaca dapat mempelajari berbagai nilai yang terdapat didalamnya, banyak sekali amanat yang terdapat di dalam novel ini. Bahasa yang digunakan juga sangat ringan, santai dan menggunakan bahasa sehari – hari sehingga pembaca tidak kesulitan dalam memahami isi novel. Diluar dari kelebihannya, novel ini memiliki sampul buku yang tidak menarik, sehingga orang akan merasa malas untuk membacanya. Saya memilih novel ini karena jalan ceritanya yang menarik dan novel ini membuat saya terinspirasi untuk pantang menyerah dalam meraih impian saya, selalu ikhlas dan tabah dalam menghadapi segala cobaan dan tidak saling membenci dan balas dendam terhadap orang yang menghina kita.

Menurut saya novel ini sangat cocok bagi para pemuda, dimana pemuda dapat mencontoh semangat dan prinsip yang tulus yang dimiliki Shanty, selain itu banyak pelajaran islami yang dapat didapat oleh para pemuda, sehingga para pemuda dapat lebih mengerti tentang agama dan lebih taat dalam menjalankan perintah Allah.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar